Rabu, 21 Desember 2011

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK I


Laporan Praktikum:
“KIMIA ANALITIK I”
(Penentuan Asam Sitrat Dalam Buah-buahan)

                                                           
Oleh :
Nama       : Nurbani Jusuf
                                          NPM       :  032 910 081
Kelas      :  B
Semester  :III (Tiga)
Kelompok : IV

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS KHAIRUN
TERNATE
2O11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Tujuan
Dapat menentukan jumlah asam sitrat dalam berbagai buah-buahan
1.2.Dasar teori
Asam sitrat merupakan asam organik lemah yang ditemukan pada daun dan buah tumbuhan genus Citrus (jeruk-jerukan). Senyawa ini merupakan bahan pengawet yang baik dan alami, selain digunakan sebagai penambah rasa masam pada makanan dan minuman ringan. Dalam biokimia, asam sitrat dikenal sebagai senyawa antara dalam siklus asam sitrat yang terjadi di dalam mitokondria, yang penting dalam metabolisme makhluk hidup. Zat ini juga dapat digunakan sebagai zat pembersih yang ramah lingkungan dan sebagai antioksidan. Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi, yang dapat mencapai 8% bobot kering, pada jeruk lemon dan limau (misalnya jeruk nipis dan jeruk purut). Rumus kimia asam sitrat adalah C6H8O7 (strukturnya ditunjukkan pada tabel informasi di sebelah kanan). Struktur asam ini tercermin pada nama IUPAC-nya, asam 2-hidroksi-1,2,3-propanatrikarboksilat.

Ø  Sifat fisika dan kimia

Sifat-sifat fisis asam sitrat dirangkum pada tabel di sebelah kanan. Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil COOH yang dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan banyak ion logam membentuk garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan, sehingga digunakan sebagai pengawet dan penghilang kesadahan air (lihat keterangan tentang kegunaan di bawah). Pada temperatur kamar, asam sitrat berbentuk serbuk kristal berwarna putih. Serbuk kristal tersebut dapat berupa bentuk anhydrous (bebas air), atau bentuk monohidrat yang mengandung satu molekul air untuk setiap molekul asam sitrat. Bentuk anhydrous asam sitrat mengkristal dalam air panas, sedangkan bentuk monohidrat didapatkan dari kristalisasi asam sitrat dalam air dingin. Bentuk monohidrat tersebut dapat diubah menjadi bentuk anhydrous dengan pemanasan di atas 74 °C. Secara kimia, asam sitrat bersifat seperti asam karboksilat lainnya. Jika dipanaskan di atas 175 °C, asam sitrat terurai dengan melepaskan karbon dioksida dan air.

Ø  Sejarah

Asam sitrat diyakini ditemukan oleh alkimiawan Arab-Yemen (kelahiran Iran) yang hidup pada abad ke-8, Jabir Ibn Hayyan. Pada zaman pertengahan, para ilmuwan Eropa membahas sifat asam sari buah lemon dan limau; hal tersebut tercatat dalam ensiklopedia Speculum Majus (Cermin Agung) dari abad ke-13 yang dikumpulkan oleh Vincent dari Beauvais. Asam sitrat pertama kali diisolasi pada tahun 1784 oleh kimiawan Swedia, Carl Wilhelm Scheele, yang mengkristalkannya dari sari buah lemon. Pembuatan asam sitrat skala industri dimulai pada tahun 1860, terutama mengandalkan produksi jeruk dari Italia. Pada tahun 1893, C. Wehmer menemukan bahwa kapang Penicillium dapat membentuk asam sitrat dari gula. Namun demikian, pembuatan asam sitrat dengan mikroba secara industri tidaklah nyata sampai Perang Dunia I mengacaukan ekspor jeruk dari Italia. Pada tahun 1917, kimiawan pangan Amerika, James Currie menemukan bahwa galur tertentu kapang Aspergillus niger dapat menghasilkan asam sitrat secara efisien, dan perusahaan kimia Pfizer memulai produksi asam sitrat skala industri dengan cara tersebut dua tahun kemudian.

Ø  Pembuatan

Dalam proses produksi asam sitrat yang sampai saat ini lazim digunakan, biakan kapang Aspergillus niger diberi sukrosa agar membentuk asam sitrat. Setelah kapang disaring dari larutan yang dihasilkan, asam sitrat diisolasi dengan cara mengendapkannya dengan kalsium hidroksida membentuk garam kalsium sitrat. Asam sitrat di-regenerasi-kan dari kalsium sitrat dengan penambahan asam sulfat. Cara lain pengisolasian asam sitrat dari hasil fermentasi adalah dengan ekstraksi menggunakan larutan hidrokarbon senyawa basa organik trilaurilamina yang diikuti dengan re-ekstraksi dari larutan organik tersebut dengan air. Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasa dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan. Kode asam sitrat sebagai zat aditif makanan (E number ) adalah E330. Garam sitrat dengan berbagai jenis logam digunakan untuk menyediakan logam tersebut (sebagai bentuk biologis) dalam banyak suplemen makanan. Sifat sitrat sebagai larutan penyangga digunakan sebagai pengendali pH dalam larutan pembersih dalam rumah tangga dan obat-obatan. Kemampuan asam sitrat untuk meng-kelat logam menjadikannya berguna sebagai bahan sabun dan deterjen. Dengan meng-kelat logam pada air sadah, asam sitrat memungkinkan sabun dan deterjen membentuk busa dan berfungsi dengan baik tanpa penambahan zat penghilang kesadahan. Demikian pula, asam sitrat digunakan untuk memulihkan bahan penukar ion yang digunakan pada alat penghilang kesadahan dengan menghilangkan ion-ion logam yang terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut sebagai kompleks sitrat. Asam sitrat digunakan di dalam industri bioteknologi dan obat-obatan untuk melapisi (passivate) pipa mesin dalam proses kemurnian tinggi sebagai ganti asam nitrat, karena asam nitrat dapat menjadi zat berbahaya setelah digunakan untuk keperluan tersebut, sementara asam sitrat tidak.Asam sitrat dapat pula ditambahkan pada es krim untuk menjaga terpisahnya gelembung-gelembung lemak. Dalam resep makanan, asam sitrat dapat digunakan sebagai pengganti sari jeruk.
Ø  Reaksi yang diperlukan untuk titrasi
1.      Asam basa,ada sejumlah besar asam dan basa yang dapat ditentukan oleh titrimetri. Jika HA mewakili asam yang akan ditesntukan dan B mewakili basa, reaksinya adalah sebagai berikut :
HA + OH                A- + H2O
Dan
                  B + H3O+                  BH+ + H2O
Titran pada umumnya adalah larutan standar dari elektrolit kuat, seperti natrium hidroksida dan asam klorida.

2.      Oksidasi reduksi (redoks). Reaksi kimia yang melibatkan oksida- reduksi dipergunakan secara luas dan analisis titrimetri. Sebagai contoh, besi dengan tingkat oksidasi +2 dapat dititrasi dengan sebuh larutan standar dari serium (IV) sulfat:

Fe2+  + Ce4                         Fe3 + Ce3+
Unsur pengoksidasi lainnya yang sering dipergunakan sebagai titran adalah kalium permanganat , KMnO4. Reaksi dengan besi (II) dalam larutan asam adalah

5Fe2+  + MnO4-  +  8H                     5Fe3  +  Mn2+  + 4H2O



3.      Pengendapan. Pengendapan dari kation perak dengan anion halogen dipergunakan secara luas dalam prosedur titrimetrik. Reaksi adalah sebagai berikut

Ag+  +  X-                       AgX(s)
Dimana X- berupa ion klorida,bromide,iodide, ataupun tiosianat (SCN-)

4.      Pembentukan kompleks. Contoh dari reaksi di  mana terbentuk suatu kompleks stabil antara ion perak dan sianida.

Ag+  + 2CN-                    Ag(CN)-2
Reaksi ini adalah dasr dari metode Liebig untuk penetapan sianida ,pereaksi organic tertentu, seperti asam etilenadiaminatetraasetat (EDTA), membentuk kompleks stabil dengan sejumlah ion logam dan digunakan secara luas untuk penentuan titrimetrik dari logam-logam ini.

Analisa titrimetri atau analisa volumetrik adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung secara kuantitatif. Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya secara teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M (molaritas).
Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah di capai. Umumnya indicator yang digunakan adalah indicator azo dengan warna yang spesifik pada berbagai perubahan pH.Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Titik akhir titrasi adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan standar.

Pada umumnya, titik ekuivalen lebih dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa. Pada kebanyakan titrasi titik ekuivalen ini tidak dapat diamati, karena itu perlu bantuan senyawa lain yang dapat menunjukkan saat titrasi harus dihentikan. Senyawa ini dinamakan indikator.
Banyak jus mempunyai rasa kecut akibat adanya asam organik di dalamnya. Salah satu asam organik yang paling banyak ada dalam jus adalah asam sitrat, yang mana mempunyai 3 gugus fungsional asam karboksilat dan bereaksi dengan ion hikroksi, sebagaimana dalam reaksi no 2 di bawah. Rumus molekuler asam sitrat adalah H3C6H5O7 . dan gugus karboksilat sebagai berikut :  
          O

          C      O     H
Dalam reaksi 1 memperlihatkan ionisasi natrium hidroksida ketika larutan dalam air.
NaOH(s)         H2O     Na+(aq) + OH-(aq)                                                                          (1)
C3H5O(COOH)3(aq)  + 3OH-(aq)                         C3H5O(COO)33-(aq) + 3H2O(ℓ)                   (2)

Untuk tujuan percobaan, kita mengasumsi bahwa asam sitrat terlarut ditemukan dalam jus buah-buahan. Konsentrasi asam akan ditentukan dengan titrasi menggunakan larutan standar NaOH. Larutan standar ini di siapakan dan konsentrasinya di ketahui.
Larutan standar ditambahkan ke dalam jus buah-buahan dalam sebuah proses disebut “Titrasi”. Dengan mengukur volume NaOH yang ditambahkan ke dalam untuk mereaksikan seluruh asam yang ada dalam sempel, memungkinkan menentukan konsentrasi asam. Perhitungan konsentrasi, ditentukan dalam satuan Molar (M).

Molar  (M) =  
Titik akhir titrasi ditentukan dengan menambahkan sebuah indicator kedalam asam yang dititrasi. Dalam percobaan ini, kita akan menggunakan indikator/ larutan PP (phenolphthalein). Ketika larutan berubah menjadi warna pink, titrasi telah sampai dan proses titrasi dihentikan.





















BAB II
METODEOLOGI PERCOBAAN
2.1. Alat
1.      1 buah buret
2.      1 buah labu ukur 10 ml
3.      3 buah gelas beaker 100 ml
4.      1 buah gelas beaker 250
5.       Ph kertas
2.2. Bahan
1.      Indikator PP
2.      Padatan NaOH
3.      Aquades
4.      Sampel buah
2.3. Prosedur kerja
I.                  
Buret di bilas dengan aquades 5-10 ml,tutup penutup buret                                                                                
Penggunaan Buret


                                                                             
Buret dibilas lagi dengan titrant 3-5 ml beberapa kali

Buret diletakan di clamp tutp penutup buret,buret di isi dengan titrant. Penutup buret di buka  agar gelembung udara hilang,sebelum pembacaan dimulai meniskus pada angka nol.

 








                                                                                                                               

II.                Persiapan untuk titrasi


Buret di isi dengan larutan titrant 0,5 M NaOH, untuk membuat larutan NaOH sebanyak 250 ml,kita perlu padatan NaOH sebanyak 5 ggram.

2 jenis buah-buahan yang disiapkan salah satunya adalah jeruk

buah-buahan yang disiapkan sebanyak 30 ml

Labu ukur 10 ml dimasukan sampel buah sebanyak 10 ml, volume jus di catat, sampel buah terebut kemudian di masukan kedalam labu erlemeyer 250 ml, sampel yang kedua sampai seterusnya di buat seperti yang di atas
 








percobaan di ulangi kembali dari langka kerja ke 3-7 menggunakan buah-buahan yang lain

pH jus dicatat menggunakan pH kertas
Sampel buah tersebut di tmabahkan 30 ml aquades dan indicator PP






III.             Titrasi pada jus

Sampel yang telah di sediakan di titrasi dengan laritan NaOH yang ada dalam buret sampai terbentuk warna pink

Bagian samping erlemeyer di bilas dengan air sampai warna pinknya hilang

Jika warna pink tidak hilang lauitan NaOH di tambah tetsr-pertetes sampai warna pinknya hilan

Volume akhir pada buret di catat

pH  jus yang sudah di titrasi di catat

Percobaan di ulangi tiga kali agar dapatkan hasil pengamatan yang baik untuk setiap jus. Dan cari rata-ratanya.

 

























BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAAN
3.1.Data pengamatan
Tabel data pengamatan sebelum dititrasi
No
Jenis Jus
Warna
pH
1.       
Jeruk
Kuning mudah
4

Jeruk
Kunig mudah
4

Jeruk
Kuning mudah
4
2.       
Belimbing sayur
Putih keruh
3

Belimbing sayur
Putih keruh
3

Belimbing sayur
Putih keruh
3
3.       
Belimbing manis
Putih keruh
5

Belimbing manis
Putih keruh
5

Belimbing manis
Putih keruh
5

Tabel pengamatan sesudah dititrasi
No
Jenis jus
Warna
pH
1.
Jeruk
Merah bata
8

Jeruk
Merah bata
8

Jeruk
Merah bata
9
2.
Belimbing sayur
Pink muda
10

Belimbing sayur
Pink muda
9

Belimbing sayur
Pink muda
9

Belimbing manis
Pink
11

Belimbing manis
Pink
7

Belimbing manis
Pink
9








3.2. Analisis data
1.      Pembuatan larutan NaOH
·         Berat padatan NaOH              = 5 gram
·         Mol NaOH                              = 0,125 gram/Mr
·         Molar NaOH                           = 0,5 gram
2.      Titrasi pada jus
a.       Jus 1 (jeruk manis)
·         pH awal                             = 4
·         pH akhir                            = 8
·         Volume awal                     = 0
·         Volume akhir                    = 2 mL    V1 = (2-0)mL = 2 mL

·         pH awal                             = 4
·         pH akhir                            = 8
·         Volume awal                     = 2
·         Volume akhir                    = 4 mL    V1 = (4-2)mL = 2 mL

·         pH awal                             = 4
·         pH akhir                            = 9
·         Volume awal                     = 4
·         Volume akhir                    = 6 mL    V1 = (6-4)mL = 2 mL

Jadi, ƩV =
                                            =
                                   =
                                   = 2 mL


b.      Jus 2 (belimbing sayur)

·         pH awal                             = 3
·         pH akhir                            = 10
·         Volume awal                     = 6
·         Volume akhir                    = 10 mL    V1 = (10-6)mL = 4 mL

·         pH awal                             = 3
·         pH akhir                            = 9
·         Volume awal                     = 10
·         Volume akhir                    = 14  mL    V1 = (14-10)mL = 4 mL


·         pH awal                             = 3
·         pH akhir                            = 9
·         Volume awal                     = 14
·         Volume akhir                    = 18  mL    V1 = (18-14) mL = 4 mL
Jadi, ƩV =
                                            =
                                   =  
                         = 4 mL





c.       Jus 3 (belimbing manis)

·         pH awal                             = 5
·         pH akhir                            = 11
·         Volume awal                     = 18
·         Volume akhir                    = 20  mL    V1 = (20-18) mL = 2 mL

·         pH awal                             = 5
·         pH akhir                            = 7
·         Volume awal                     = 20
·         Volume akhir                    = 21  mL    V1 = (21-20) mL = 1  mL

·         pH awal                             = 5
·         pH akhir                            = 9
·         Volume awal                     = 21
·         Volume akhir                    = 20  mL    V1 = (20-21) mL = 1  mL

Jadi, ƩV =
                                            =
                                    =
                                    = 1,3 mL
3.      Untuk persiapan titrasi, maka yang pertama yang harus dilakukan adalah :
a.       Mengisi buret dengan larutan titrant 0,5 M NaOH yakinkan bahwa untuk membuat larutan NaOH sebanyak 250 mL, diperlukan berapa gram padatan NaOH.
Jawab :
Dik   :  M NaOH    =     0,5 M
         V NaOH       =     0,25 L
         Mr NaOH    =      40 gr/mol
Dit  : gr NaOH       =…………?
Peny :
                                      M =
                    Gram = M x V x Mr
                              = 0,5 M x 0,25 mL x 40 gr/Mr
                               = 5 gram
Jadi, berat NaOH yang diperlukan untuk membuat larutan NaOH 0,5 M sebanyak 250
mL adalah 5 gram.
*      Data hasil komputasi untuk mencari volume NaOH, mol C3H5O (COOH)3 dan molar rata-rata C3H5O (COOH)3.
1.   Untuk mencari masing-masing volume, mol, dan molar. Dengan menggunakan reaksi sebagai berikut :
C3H5O (COOH)3 (aq) + 3NaOH            C3H5O (COO)3Na3 + H2O

2.   Titrasi pada jus :
a.       Jus I jeruk manis

Dik     :  V                             =          2 mL
             M NaOH                    =          0,5 M
              V C3H5O (COOH)3    =          10 mL =  0,01 l          

Dit     :  V NaOH                                =...?
               n NaOH                               =...?
               n C3H5O (COOH)3              =...?
              M rata” C3H5O (COOH)3       =...?                     
            
Peny  : 

Ø   V NaOH   =   V  =  2 mL  =  0,002 l

Ø   n NaOH    =   V . M
                           =   0,002 l . 0.5 mol/l
                           =   0,001 l

Ø   n C3H5O (COOH)3           =           x mol dik                                                           =          x 0,001 mol
                                                   =           0,00033 mol

Ø   M rata” C3H5O (COOH)3    =  

                                                    =  
                                                    =   0,033 mol/l

b.      Jus (II) belimbing manis

Dik     :  V                             =          4 mL
             M NaOH                    =          0,5 M
              V C3H5O (COOH)3    =          10 mL =  0,01 l          

Dit     :  V NaOH                                =...?
               n NaOH                               =...?
               n C3H5O (COOH)3              =...?
              M rata” C3H5O (COOH)3       =...?                     
            
Peny  : 

Ø   V NaOH   =   V  =  4 mL  =  0,004 l

Ø   n NaOH    =   V . M
                           =   0,004 l . 0.5 mol/l
                           =   0,002 l

Ø   n C3H5O (COOH)3           =           x mol dik                                                           =          x 0,002 mol
                                                   =           0,0007 mol

Ø   M rata” C3H5O (COOH)3    =  

                                                    =  
                                                     =   0,07 mol/l

c.       Jus (III) belimbing manis

Dik     :  V                             =          1,3 mL
             M NaOH                    =          0,5 M
              V C3H5O (COOH)3    =          10 mL =  0,01 l          

Dit     :  V NaOH                                =...?
               n NaOH                               =...?
               n C3H5O (COOH)3              =...?
              M rata” C3H5O (COOH)3       =...?                     
            
Peny  : 

Ø   V NaOH   =   V  =  1,3 mL  =  0,0013 l

Ø   n NaOH    =   V . M
                           =   0,0013 l . 0.5 mol/l
                           =   0,00065 l

Ø   n C3H5O (COOH)3           =           x mol dik                                                           =          x 0,00065 mol
                                                   =           0,00022 mol

Ø   M rata” C3H5O (COOH)3    =  

                                                    =  
                                                    =   0,021 mol/l









3.3. Pembahasaan
Pereaksi (S), disebut juga dengan titran. Posisi titran atau larutan standar ada didalam buret, yang selanjutnya kita tambahkan sedikit demi sedikit ke dalam larutan analit (A) yang ada dalam Erlenmeyer, dengan cara membuka kran yang ada dalam buret.Dalam larutan analit (A) kita menambahkan zat indikator yang berfungsi untuk menunjukkan bahwa telah terjadi reaksi sempurna dari analit dengan pereaksi dengan adanya perubahan warna dari indikator. Indikator adalah suatu senyawa organik kompleks merupakan pasangan asam basa konyugasi dalam konsentrasi yang kecil indikator tidak akan mempengaruhi pH larutan. Indikator memiliki dua warna yang berbeda ketika dalam bentuk asam dan dalam bentuk basanya. Perubahan warna ini yang sangat bermanfaat, sehingga dapat dipergunakan sebagai indicator pH dalam titrasi. Indikator yang sering dipergunakan dalam titrasi disajikan dalam Tabel 15.2.
Tabel 15.2. Indikator dan perubahan warnanya pada pH tertentu
Pada saat perubahan warna, maka telah terjadi reaksi sempurna antara analit dengan pereaksi dan pada kondisi ini terjadi kesetaraan jumlah molekul zat yang bereaksi sesua dengan persamaan reaksinya. Dari percobaan seperti ini kita dapat informasi awal, yaitu konsentrasi dan volume dari pereaksi atau larutan standar.

BAB IV
PENUTUP


4.1.Kesimpulan

Pada analisis ini mula-mula titran ditambahkan kedalam larutan analit menggunakan peralatan khusus yang disebut buret sampai mencapai volume tertentu atau dengan kata lain sejumlah titran telah ekivalen dengan  jumlah analit, maka dikatakan bahwa titik ekivalen telah tercapai. Untuk mengetahui penambahan titran dihentikan dapat digunakan zat kimia yang disebut indikator yang adanya titran berlebih yang ditunjukkan dengan adanya perubahan warna. Perubahan warna ini dapat atau tidak dapat terjadi tepat pada titik ekivalen. Titik titrasi pada saat indikator berubah warna disebuttitik akhir.Titik akhir titrasi adalah keadaan waktu menghentikan titrasi, yaitu pada saat indikator warnanya berubah.Yang ideal seharusnya titik ekivalensi dan titik akhir harus sama. Memilih indikator untuk membuat kedua titik tersebut berimpitan merupakan salah satu aspek penting dalam analisis titrimetri.




















DAFTAR PUSTAKA
R.A. DAY , JR. Dan A.L Underwood Analisis Kimia Kuantitatif Edisi Ke Enam , Penerbit Erlangga
Amin, Muhammad.Maundding,Rahmawati.Kumendong,Nurbaiti, Penuntun praktikum kimia analitik I,Universitas Khairun Ternate,2011.

                




















LEMBAR PENGESAHAN

LABORATORIUM MIPA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KHAIRUN TERNATE

NAMA/ NIM                   : NURBANI JUSUF/ 032  910  081
SKELOMPOK                 : V (LIMA)
MODUL                          : PENENTUAN ASAM SITRAT DALAM BUAH-BUAHAN
TGL PERCOBAAN      :  15-11-2011




                                                                                                                         Ternate : 02-12-2011
Dosen pembimbing I                                                                 Dosen pembimbing II
                                                                                                           
DR.Muhammad Amin,S.Si,M.Eng                                     Rahmawati Maundding,S.T,M.Si



Asisten praktikum

Nurbaiti Kumendong,S.Si

PERHITUNGAN :
Question :
1.      The grams of citric acid in sample (MM of citric acid = 192 grams/mole)
3.   For each juice, calculate the average % Citric Acid in sampel.
Answer :
1.      a. jus I (Jeruk manis)

     Dik     : Mr C3H5O (COOH)3     =   192 gr/mol
                  n C3H5O (COOH)3         =   0,00033 mol
      Dit     : gr C3H5O (COOH)3        =…?
      Peny :
                     n       =    
                    gr       =     n x Mr
                              =     0,00033 mol x 192 gr/mol
                              =     0,06 gram
Jadi gram yang diperlukan untuk asam sitrat pada jus jeruk manis adalah 0,06 gram.

b.   jus II (Belimbing sayur)

     Dik     : Mr C3H5O (COOH)3     =   192 gr/mol
                  n C3H5O (COOH)3         =   0,0007 mol
      Dit     : gr C3H5O (COOH)3        =…?
      Peny :
                          n                                             =    
                    gr       =     n x Mr
                              =     0,0007 mol x 192 gr/mol
                              =     0,13 gram
Jadi gram yang diperlukan untuk asam sitrat pada belimbing sayur adalah 0,13 gram.

c.    jus III (Belimbing manis)

     Dik     : Mr C3H5O (COOH)3     =   192 gr/mol
                  n C3H5O (COOH)3         =   0,00022 mol
      Dit     : gr C3H5O (COOH)3        =…?
     

Peny :
                     n       =    
                    gr       =     n x Mr
                              =     0,00022 mol x 192 gr/mol
                              =     0,042 gram
Jadi gram yang diperlukan untuk asam sitrat pada jus jeruk manis adalah 0,042 gram.

3. a. Jus I (Jeruk manis)
     Dik     : massa C3H5O (COOH)3     =   0,06 gr
                  V C3H5O (COOH)3              =   10 mL
      Dit     : % C3H5O (COOH)3              =…?
      Peny :
                     % C3H5O (COOH)3       =    x 100 %
                                                            =    x 100 %
                                                            =   0,006 gr/mL x 100 %
                     % C3H5O (COOH)3       =   0,6 %
     Jadi % asam sitrat yang diperlukankan untuk titrasi pada sampel I jeruk manis adalah    0,6 %.

b. Jus II (Belimbing sayur)
     Dik     : massa C3H5O (COOH)3     =   0,13 gr
                  V C3H5O (COOH)3              =   10 mL
      Dit     : % C3H5O (COOH)3              =…?
      Peny :
                     % C3H5O (COOH)3       =    x 100 %
                                                            =    x 100 %
                                                            =   0,013 gr/mL x 100 %
                     % C3H5O (COOH)3       =   1,3 %
     Jadi % asam sitrat yang diperlukankan untuk titrasi pada sampel II Belimbing sayur adalah    1,3 %.
c. Jus III (Belimbing manis)
     Dik     : massa C3H5O (COOH)3     =   0,042 gr
                  V C3H5O (COOH)3              =   10 mol
      Dit     : % C3H5O (COOH)3              =…?
      Peny :
                     % C3H5O (COOH)3       =    x 100 %
                                                            =    x 100 %
                                                            =   0,0042 gr/mL x 100 %
                     % C3H5O (COOH)3       =   0,42 %
     Jadi % asam sitrat yang diperlukankan untuk titrasi pada sampel I jeruk manis adalah    0,42 %.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar